Selamat malam minggu nawavers!

Pernah dengar tentang skizofrenia gak?

Kalau belum ayo merapat, kali ini Pendpro akan jelasin sedikit tentang skizofrenia.

Jadi, Skizofrenia merupakan salah satu gangguan mental yang tergolong berat dan sering menyerang usia produktif.

Nah, terus apa aja sih gejala dari skizofrenia?

Kalau kita dapat orang terdekat kita yang mengalami gejala skizofrenia apasih yang bisa kita lakuin?

Simak penjelasannya di post ini!

#PENDPROSALUTARIA

#BEMFKNAWAVANA

#BEMKMFKUNTAD

Tau gak sih Nawavers, menurut Vizhub.healthdata.org pada tahun 2019, prevalensi kasus Skizofrenia di Indonesia berada pada urutan pertama dalam wilayah Asia Tenggara.

Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, prevalensi skizofrenia di Indonesia berada pada angka 6,7/1.000 rumah tangga atau dengan kata lain dalam 1.000 rumah tangga terdapat 6,7 rumah tangga yang mempunyai anggota rumah tangga pengidap skizofrenia.

Lalu apa sih sebetulnya skizofrenia itu?

Skizofrenia berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kosa kata, yaitu schizen yaitu terpisah atau pecah dan phren yaitu jiwa.

Skizofrenia adalah salah satu jenis gangguan mental yang menyebabkan penderitanya tidak dapat membedakan antara realita dan imajinasi.

Untuk penyebab dari skizofrenia sampai sekarang belum ada penyebab pastinya nawavers. Namun, skizofrenia dapat dipicu oleh berbagai faktor, diantaranya :

  • Faktor biologis = adanya faktor genetik dan penggunaan NAPZA yang dapat mengganggu fungsi otak
  • Faktor psikologis = pernah mengalami peristiwa traumatik
  • Faktor sosial = adanya tekanan hidup dan masalah keluarga

Secara umum, skizofrenia memiliki beberapa sub tipe, diantaranya :

  • Skizofrenia paranoid
  • Skizofrenia hebefrenik
  • Skizofrenia katatonik
  • Skizofrenia tak terinci
  • Skizofrenia residual
  • Skizofrenia simpleks

Apa aja sih gejala dari skizofrenia?

Skizofrenia memiliki 3 jenis pembagian gejala yaitu sebagai berikut:

  • Gejala positif = yaitu gejala yang tidak terdapat pada orang yang tidak mengidap skizofrenia
  • Halusinasi
  • Delusi/waham
  • pembicaraan dan perilaku yang kacau
  • Gejala negatif = yaitu gejala yang umumnya ada pada orang yang tidak menderita skizofrenia, tetapi untuk pengidap skizofrenia mengalami penurunan.
  • Komunikasi yang kurang
  • ekspresi emosi yang datar atau tumpul
  • sosialisasi yang kurang
  • motivasi rendah
  • gerakan yang lambat
  • Gejala kognitif
  • gangguan memori kerja
  • sulit konsentrasi
  • gangguan pembelajaran, memori verbal, dan visual
  • masalah dalam proses berpikir dan pemecahan masalah
  • gangguan pada kognisi sosial

Ketika kita mendapati orang disekeliling kita mengalami beberapa gejala tersebut, apa yang dapat nawavers lakukan?

Nawavers dapat segera mengkonsultasikan ke dokter di pelayanan kesehatan terdekat.

Kenapa? karena untuk menegakkan diagnosis seseorang mengidap skizofrenia, diperlukan kriteria khusus dan dari kriteria itu dokter akan memberikan beberapa tatalaksana tertentu, seperti pemberian obat dan rehabilitasi medik.

Nah.. ternyata ada beberapa catatan bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga pengidap skizofrenia, diantaranya :

  • Selalu menjadi support system yang baik dan tidak memberikan tekanan kepada penderita
  • Menghindari adu pendapat dan tetap tenang menghadapi penderita
  • Menerapkan komunikasi yang baik
  • Menghindarkan penderita dari barang-barang yang berbahaya seperti pisau untuk menghindari kesempatan untuk bunuh diri
  • Selalu mengawasi dan berempati kepada penderita

Daftar Pustaka

Buhar, A. D. Y. B., Arman, Gobel, F. A., 2023. Faktor Risiko Kejadian Skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas Malangke Barat Kec. Malangke Barat kab. Luwu Utara tahun 2022. Journal of Muslim Community Health. Vol. 4(3). From : https://pasca-umi.ac.id

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/73/2015 TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN JIWA.

Shares:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *