A. Defenisi
Multipel sklerosis (MS) merupakan penyakit autoimun inflamasi kronik pada sistem saraf pusat (SSP) yang menyebabkan kerusakan pada mielin (selaput pembungkus saraf).
B. Epidemiologi
Sklerosis multipel umumnya mengenai dewasa muda (18-50 tahun), wanita lebih sering (perbandingan wanita : pria adalah 1,6-2:1). Prevalensi MS semakin meningkat pada daerah yang semakin menjauhi ekuator, sedangkan Asia merupakan area dengan dengan frekuensi MS yang rendah, yaitu sekitar 30 kasus per 100.000 populasi.
C. Etiologi
Etiologi pasti MS belum diketahui. Faktor yang diduga berhubungan dengan penyakiti ini adalah faktor kekebalan tubuh pasien, faktor lingkungan, dan faktor genetik. Autoimun yang hanya menyerang sistem saraf pusat dan tidak mengenai sistem saraf perifer. Beeberapa faktor risiko yang disebutkan berperan seperti genetik, defisiensi vitamin D, tempat tinggal jauh dari zona khatulistiwa (paparan sinar matahari), riwayat obesitas, infeksi virus Epstein-Barr, dan merokok. Beberapa pencetus antara lain kehamilan, infeksi disertai demam persisten, stres emosional, dan cedera atau trauma. Faktor genetik yang berkontribusi adalah perubahan antigen leukosit manusia (human leukocyte antigen/ HLA) DRB
E. manifestasi klinis
– Pandangan ganda
– pusing
– sulit menjaga keseimbangan saat berjalan
– kelemahan, tremor
– gangguan indra peraba
– gangguan BAK/BAB
– sulit berkonsentrasi (gangguan kognitif)
D. Pemeriksaan
anamnesis, pemeriksaan fisik, MRI, EMG, dan pemeriksaan darah/ cairan otak.
E. pengobatan
Dalam menangani MS dilakukan manajemen janga panjang. Tujuan jangka panjang pengobatan ini yakni mencegah terjadinya perburukan pada gejala. Manajemen terapi lain adalah mencari faktor yang menyebabkan kekambuhan gejala (misalnya infeksi atau gangguan metabolik lainnya), terapi gejala, kortikosteroid untuk membantu penyembuhan, dan rehabilitasi dengan fisioterapi.