Definisi
Penyakit jantung rematik merupakan komplikasi dari penyakit demam rematik dan menyebabkan kerusakan katup jantung. Demam rematik disebabkan oleh infeksi bakteri streptokokus beta hemolitikus grup A yang banyak dijumpai terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Infeksi seperti radang tenggorokan yang disebabkan oleh kuman ini menyebabkan kondisi peradangan dalam tubuh yang dapat mengakibatkan kerusakan katup jantung. Penyakit ini utamanya mempengaruhi populasi dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah.
Etiologi
Etiologi dari penyakit jantung rematik disebabkan oleh Grup A Beta-Hemolytic Streptococcus (GAS). Antigen dari dinding sel protein luar Grup A Beta-Hemolytic Streptococcus menginduksi respons antibodi pada penderita yang mengakibatkan kerusakan autoimun pada katup jantung, jaringan subkutan, tendon, sendi & ganglia basal otak. Demam Rematik akut juga merupakan penyebab lain dari jantung rematik.
Epidemiologi
Studi Global Burden of Disease (GBD) memperkirakan bahwa pada tahun 2015, Penyakit Jantung Rematik menyumbang 10,5 juta Disability-Adjusted Life Years (DALY) secara global, termasuk 33,4 juta kasus Penyakit Jantung Rematik dan 319.499 kematian. Angka kematian global berdasarkan usia menurun sebesar 47,8% dari tahun 1990 hingga 2015. Sayangnya, tidak ada data nasional kontemporer mengenai karakteristik Penyakit Jantung Rematik yang tersedia di Indonesia, meskipun prevalensi prediktif penyakit ini cukup tinggi.
Patofisiologi
Penyakit jantung rematik merupakan salah satu komplikasi dari demam rematik. Demam rematik akut terjadi sekitar tiga minggu setelah faringitis streptokokus grup A dan dapat memengaruhi sendi, kulit, otak, dan jantung. Setelah beberapa episode demam rematik, akan terjadi fibrosis progresif katup jantung. Hal ini dapat menyebabkan penyakit jantung rematik. Jika penyakit jantung rematik tidak diobati, maka dapat terjadi gagal jantung atau kematian.
Manifestasi Klinis
Manifestasi major
- Arthritis
Pembengkakan pada sendi disertai panas dan rasa sakit saat bergerak.
- Sydenham chorea
Manifestasi ini terutama menyerang perempuan, terutama pada masa remaja. Sydenham chorea terdiri dari gerakan tersentak-sentak dan tidak terkoordinasi, yang utamanya memengaruhi tangan, kaki, lidah, dan wajah.
- Carditis
Terdapat empat temuan klinis karditis yang sesuai dengan sifat dan tingkat keterlibatan jantung. Keempat temuan tersebut, sesuai dengan urutan frekuensinya:
- murmur yang signifikan;
- pembesaran jantung;
- dekompensasi jantung; dan
- gesekan perikardial atau efusi.
- Subcutaneous nodules
Nodul biasanya berdiameter 0,5-2 cm, bulat, keras, bergerak bebas dan tidak nyeri yang sering muncul pada siku, pergelangan tangan, lutut, pergelangan kaki, dan tendon Achilles. Benjolan ini cenderung muncul satu hingga dua minggu setelah timbulnya gejala lain, berlangsung hanya satu hingga dua minggu (jarang lebih dari sebulan) dan sangat terkait dengan karditis.
- Erythema marginatum
Berupa makula atau papula merah muda cerah yang memucat di bawah tekanan dan menyebar ke luar dalam pola melingkar atau serpiginous. Lesi ini cepat menghilang (membesar dan mengecil dalam satu hari), tidak gatal atau nyeri. Sering Terjadi pada axial dan ekstremitas proksimal, dan hampir tidak pernah terjadi pada wajah.
Manifestasi minor
- Arthlagia
- Demam
- Peningkatan marker inflamasi akut seperti laju endap darah
- Pemanjangan interval PR pada EKG
- Kriteria diagnosis
- Episode pertama demam rematik:
ditemukan 2 kriteria mayor atau 1 mayor+ 2 minor + bukti infeksi GAS (group A streptococcus)
- Demam rematik berulang pada pasien tanpa penyakit jantung rematik
ditemukan 2 kriteria mayor atau 1 mayor + 1 kriteria minor tanpa sequel penyakit jantung rematik
- Demam rematik berulang pada pasien dengan penyakit jantung rematik
ditemukan 2 kriteria minor + bukti infeksi GAS + sequel penyakit jantung rematik sebelumnya
Tatalaksana
Tirah baring
Pasien diharuskan tirah baring dengan mobilisasi secara bertahap tergantung kondisi jantung pasien
Eradikasi
- Benzatin penisilin 1,2 juta U IM (BB<27 kg diberi 600.000 IM)
- Phenoxymethil Penicillin (Penicilin V) selama 10 hari dengan dosis
Dewasa 750-1000 mg/hari terbagi dalam 2-4 dosis
Anak 500-750 mg/hari terbagi dalam 2-3 dosis
- Amoxicillin 25-50 mg/kgBB/hari (max dose 1000 mg/hari) terbagi dalam 3 dosis selama 10 hari
Jika alergi pada penisilin dapat diberikan Cephalosporin spektrum sempit, clindamycin, azithromycin, atau clarithromycin.
Intervensi bedah dan non bedah
Sebaiknya dilakukan 3 bulan pasca demam rematik mereda. Intervensi ini jarang diberikan pada keadaan akut, kecuali jika terapi medikamentosa tidak memberikan hasil yang baik.
Prevensi sekunder menggunakan antibiotik
Benzathine Benzylpenicillin 1,2 juta U IM (untuk BB <27 Kg, 600.000 U IM) setiap 3-4 minggu atau Phenoxymethil Penicillin (Penicilin V) : 2 x 250 mg. Jika pasien memiliki alergi terhadap penisilin dapat diberikan sulfadizin atau erythromycin.
Sumber
Dass, C., Khanmanthareddy, A. 2023. Penyakit Jantung Rheumatik. Florida : StatPearls
Dougherty, S., Okello, E., Mwangi, J., & Kumar, R. K. (2023). Rheumatic heart disease: JACC focus seminar 2/4. Journal of the American College of Cardiology, Vol. 81(1), 81-94.
Kumar, R. K., Antunes, M. J., Beaton, A., Mirabel, M., Nkomo, V. T., Okello, E., & American Heart Association Council on Lifelong Congenital Heart Disease and Heart Health in the Young; Council on Cardiovascular and Stroke Nursing; and Council on Clinical Cardiology. (2020). Contemporary diagnosis and management of rheumatic heart disease: implications for closing the gap: a scientific statement from the American Heart Association. Circulation, 142(20), e337-e357.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2016. Panduan Praktik Klinis dan Clinical Pathway Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Edisi pertama. Jakarta: PERKI.
Rwebembera, J., Nascimento, B. R., Minja, N. W., de Loizaga, S., Aliku, T., Dos Santos, L. P. A., & Beaton, A. Z. (2022). Recent advances in the rheumatic fever and rheumatic heart disease continuum. Pathogens. Vol. 11(2) . pp.179.