Hepatitis

Penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk di Indonesia, yang terdiri dari hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan E paling sering muncul dan ditularkan secara fecal oral dan biasanya berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat, bersifat akut dan dapat sembuh dengan baik. Sedangkan Hepatitis B, C dan D lebih jarang ditemukan dan ditularkan secara parenteral. Dapat menjadi kronis dan menimbulkan sirosis dan lalu kanker hati.

Istilah “hepatitis” dipakai untuk semua jenis peradangan pada sel-sel hati, yang biasa disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri, parasit), obat-obatan (termasuk obat tradisional), konsumsi alkohol, lemak yang berlebih dan penyakit autoimun.

  • Hepatitis A

Umumnya mengenai anak, dewasa muda dan penderita dengan status sosio ekonomi yang buruk karena penularan virus terutama melalui jalur facal oral. Penularan umumnya terjadi karena pencemaran air minum, makanan yang tidak dimasak, makanan yang tercemar, sanitasi yang buruk dan personal hygien rendah. Hepatitis A bersifat akut, dapat sembuh spontan/sempurna tampa gejala sisa dan tidak menyebabkan infeksi kronik. Gejala tidak khas berupa demam, sakit kepala, mual dan muntah sampai ikterus, bahkan dapat menyebabkan pembengkakan hati

  • Hepatitis B
  • Hepatitis B akut

Etiologi dari golongan virus DNA. Penularan terjadi saat persalinan, transfusi darah, jarum suntik tercemar, pisau cukur, tatto, transplantasi organ. Masa inkubasi 60-90 hari dengan timbul gejala yang tidak khas seperti rasa lesu, nafsu makan berkurang, demam ringan, nyeri perut sebelah kanan, dapat timbul ikterus, dan air kencing berwarna teh. penegakan diagnosis dengan test fungsi hati serum transminase, serologi HbsAG dan IgM anti HBC dalam serum

  • Hepatitis B kronik

Hepatitis B kronik berkembang dari hepatitis B akut. Bila penularan terjadi saat bayi maka 95% akan menjadi hepatitis B kronik. Sedangkan bila penularan terjadi pada usia balita, maka 20-30% menjadi penderita hepatitis B kronik dan bila penularan saat dewasa maka hanya 5% yang menjadi penderita hepatitis B kronik. Biasanya tanpa gejala. Tujuan pengobatan untuk memperpanjang harapan hidup serta menurunkan terjadinya sirosis hepar atau hepatoma

  • Hepatitis C

Hepatitis C lebih sering mengenai orang dewasa. Penyebab utamanya adalah sirosis dan kanker hati. Etiologi virus hepatitis C termasuk golongan virus RNA. Penularan melalui darah dan cairan tubuh seperti melalui jarum suntik, transplantasi organ, hubungan seks. Masa inkubasi 2-24 minggu dan dapat menjadi kronik.

  • Hepatitis D

Virus hepatitis D paling jarang ditemukan tapi paling berbahaya. Hepatitis D, jaga disebut virus delta. Virus ini memerlukan virus hepatitis B untuk berkembang biak sehingga hanya ditemukan pada orang yang telah terinfeksi virus hepatitis B.

  • Hepatitis E

Etiologi virus hepatitis E termasuk virus RNA yang penularannya melalui fecal oral seperti hepatitis A. Masa inkubasi 2-9 minggu dengan disertai gejala ringan seperti flu sampai ikterus. Penegakan diagnosis dengan didapatkannya IgM dan IgG antiHEV pada penderita yang terinfeksi.

Pengobatan hepatitis akut terutama bersifat suportif seperti berikan obat-obat yang bersifat melindung hati, istirahat sesuai kebutuhan, dan diet seimbang. Pasien yang menderita hepatitis harus menghidari konsumsi alkohol karena dapat memperburuk stadium dan mempercepat perburukan HBV dan khususnya HCV. Terapi obat bagi individu yang terinfeksi hepatitis kronik biasanya dilakukan secara bertahap. Suntikan interferon alfa (IFN-α), suatu sitokin paten, telah dipakai untuk mengobati HBV dan HBC. Suntikan biasanya diberikan 3 kali seminggu selama minimal 3 bulan.

Daftar pustaka

Tjokroprawiro, A., Setiawan, P. B., Santoso, D., et al. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2nd ed. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair

Infodatin. 2014. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan RI

Shares:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *